Review Episode 13 Love Live! Sunshine!!: Sunshine!!



“CLIMAX!”

Begitulah sorakan para seiyuu murid kelas 2 dari Love Live! Sunshine seusai merangkum video episode ke-13 mereka di Youtube. Aku pikir pekikan tersebut juga berlaku untukku seusai menonton satu musim penuh penayangan serial ini. Jadi, bagaimana dengan episode ini? Apakah cerita episode ini sanggup menyegel keseluruhan serial mereka dengan sukses? Check it out!




Special Training


Cerita ini dibuka dengan sosok sekilas Chika yang berdiri di pesisir pantai lalu segera berpindah ke atas panggung random bersama member Aqours lainnya. Berada di tengah stage yang ditonton oleh para penonton cewek yang berjubel memenuhi tempat tersebut, termasuk oleh teman-teman dari sekolah Uranohoshi dan tidak ketinggalan keluarganya Chika termasuk Shiitake.

Namun, awal cerita ini dimulai jauh sebelum kejadian itu terjadi! Lebih tepatnya, cerita ini dimulai ketika mereka masih mengikuti special training di atas atap sekolah mereka. Bayangkan, latihan dance di siang bolong pada saat musim panas di tengah terik matahari selama waktu liburan sekolah dimana kebanyakan murid sedang berlibur dan otomatis gedung sekolah jelas menjadi sepi tapi mereka memutuskan untuk tetap setia melakukan latihan di atap sekolah, bukannya di dalam aula di depan klub mereka ataupun lapangan olah raga dibawahnya. Sungguh dedikasi yang patut diapresiasi, bukan?

Overall, mereka terlihat begitu semangat dalam menjalani latihan ini menyambut kompetisi Love Live! tingkat regional yang harus mereka ikuti. Di episode ini mulai terlihat peran masing-masing member Aqours yang mulai terbagi rata, seperti Kanan yang resmi menangani bagian koreo dance dan latihan fisik, Dia yang menanggalkan menu training Umi dan memilih untuk tidak Overwork, Riko tetap menangani bagian musik, Hanamaru mulai dipercaya menangani lirik, Chika sebagai leader, You bagian Yousoro, Ruby bagian Ganbaruby, Mari bagian donatur, sedangkan Yoshiko bagian.... seksi konsumsi.


Mirai Ticket 

Cerita utama episode ini dimulai ketika ketiga Support Character anime ini tiba-tiba datang ke sekolah dan mendapati member Aqours sedang jeda istirahat. Disana, mereka tergugah dengan usaha Chika dkk yang berlatih keras sebagai idol school hanya untuk menyelamatkan sekolah mereka. Berpikir sejenak, mereka lalu menyadari betapa randomnya peran mereka selama 12 episode kemarin dan mengingat ini adalah kesempatan terakhir mereka untuk tampil maka mereka tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan tersebut dan langsung nekat untuk meminta Chika agar bisa terlibat bersama mereka menjadi school idol.

Chika yang masih bingung hanya bisa tersentuh dengan ide tersebut dan memutuskan untuk menyetujuinya namun Riko tidak menyukai itu. Tanpa memiliki bakat dance dan menyanyi, dan waktu latihan yang semakin sempit maka Chika mencetuskan ide untuk menjadikan mereka sebagai grup anggota paduan suara. Pada akhirnya dari sore sampai malam, Riko dan Chika berdebat mana mungkin ada grup yang jumlahnya lebih dari dua puluhan namun setelah Chika menunjukkan grup semacam AKB48 dan sister grupnya, Nogizaka46, E-Girls, dan klimaksnya setelah melihat penampilan lagu “Onegai Cinderella” dari anime idol sebelah maka menyeralah dia.


Chika lalu menerangkan alasannya mengapa dia bersikukuh untuk menyetujui ide itu. itu tidak lain dan tidak bukan karena dia terinspirasi dari semboyan The Three Mustketeers yang berbunyi “One for All, All for One.” Maka demi mencapai Zero to One maka yang diperlukan adalah menampilkan semua kekuatan pasukan di sekolah kita aja demi meraih nilai satu itu.

Namun Riko tidak sepenuhnya menyerah begitu saja, hampir saja dia hendak menghubungi kuasa hukum Jessica namun dia kemudian mendapati temuan fakta yang begitu mencengangkan. Fakta yang menjelaskan peraturan tentang peserta idol Love Live!. Singkat kata Riko lalu memberitahukan fakta tersebut dan dia menang. Aqours pun gagal berganti nama menjadi Aqours46.


Pada akhirnya para pemeran figuran itu gagal tampil menjadi idol dadakan, sebenarnya mereka juga gak niat ikut sih, cuma kepengen masuk gratis aja. Yah, Maksud hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai. Pada akhirnya mereka terpaksa mengantri di loket untuk membeli tiket. Demi menghormati pengorbanan teman-temannya yang rela datang ke acara ini padahal masih di waktu liburan sekolah maka di menit-menit terakhir sebelum tampil Chika mengubah lirik lagu mereka dan memberikannya judul “Meraih Tiket” tapi ketika dia sadar bahwa lagu ini harus berbahasa jepang, maka dia mengubahnya menjadi “Mirai Ticket.”

nih dedek yg mirip Kaede Furutani (lihat review eps 3) kenapa nongol lagi yah? jadi penasaran dia itu siapa sih? :v

Chika berusaha tampil beda dengan grup school idol lainnya, strateginya adalah mendominasi jalannya acara kompetisi Love Live! sehingga grup lain bakalan kekurangan waktu tampil dan kehadiran mereka bisa diingat oleh penonton. Dan begitulah mereka mencuri waktu 10 menit demi aksi drama mereka dan total menghabiskan waktu 15 menit. Di penghujung akhir lagu dia melihat panitia acara yang tampak kesal dengan ulah murid SMA Uranohoshi yang memaksa para penonton untuk mengganti warna lightstick mereka dengan warna biru Aqua. Chika yang panik lalu segera melarikan diri menuju pintu darurat dan menuju pantai... untuk foto bersama. Sekian


Random Character 


Mungkin karena ini episode terakhir jadi mereka memaksakan diri untuk menampilkan peran support character di menit akhir. Tapi aku kurang menyukai itu, maksudku, setelah 12 episode drama yang telah ditampilkan selama ini, kenapa juga aku harus repot-repot menonton aksi 3 karakter pembantu yang namanya saja tidak dapat dingat? Yes, they are really stealing the show, dude!

Lalu, ada juga penampilan Mama Chika di menit akhir. Pertanyaannya, memangnya selama ini dia di Tokyo ngapain aja? Trus, waktu kemarin Chika ke Tokyo gak ada niatan mau ketemu mamanya? Hubungan Chika dan mamanya juga gak terlalu akrab yah?

Disisi lain, mungkin ini sisi positif dari serial ini dibandingkan SIP. Aku bisa merasakan peran support character di serial ini terlihat lebih aktif dibandingkan peran karakter Mika, Fumika, dan Hideko, dkk. Aku bisa merasakan karakter teman sekelas mereka yang mau mendukung penuh grup Aqours ketika mengikuti Love Live! bahkan sejak pertama kali debut.


Give Up?


Sekali lagi pertanyaan ini ditanyakan ulang kepada Chika. Ini adalah ketiga kalinya bagi Chika menghadapi pertanyaan yang sama, pertama oleh You saat membentuk school idol di sekolah, lalu saat Chika menghadapi angka zero, dan terakhir oleh mamanya sendiri. Jika kalian penasaran dengan inti pertanyaan ini silahkan melihat kembali episode 3. Dan ini menegaskan bahwa tidak ada yang salah dengan pertanyaan You di episode 8.

Bagaimanapun juga pertanyaan ini sudah tidak relevan lagi bagi Chika apalagi setelah akhir napak tilas mereka di episode 12. Ini juga sebuah pembuktian bagi keluarganya bahwa sosok Chika sudah lebih dewasa untuk mengambil keputusan sendiri sekarang.


Lokasi


Jika kalian penasaran dimana lokasi kompetisi regional Love Live! ini berlangsung. Bersyukurlah karena sudah ada fans Love Live! yang niat menjelajah untuk hunting tempat-tempat ini. Meskipun tidak diketahui apakah dia juga hunting untuk berburu Pokemon Go juga atau tidak namun yang pasti seluruh tempat di episode ini telah terungkap.
 

Pertama, tentang patung raksasa ini yang bernama Nana-chan (ナナちゃん). Nana-chan adalah patung ekslusif milik Meitetsu Department Store (名鉄百貨店), bertempat di depan stasiun Nagoya membuat tempat ini menjadi titikk lokasi pertemuan yang terkenal disana. Bagian menarik dari patung ini adalah ternyata patung ini juga digunakan sebagai patung model untuk berbagai macam design baju yang sedang populer di setiap musimnya.


Dan tentu saja patung ini bisa menghembuskan nafas asap juga.


Official Website: Meitetsu Department Store
 


Kedua, setelah kita tahu bahwa tempat ini berada di Nagoya maka satu-satunya lokasi yang memungkinkan untuk diadakan event ini adalah di Nippon Gaishi Hall (日本ガイシホール). Berkapasitas maksimal 10.000 orang sehingga memungkinkan gedung ini nampak megah dengan kerlap-kerlip light stick ketika ditampilkan dalam anime.


Ini menjadikan cerita ini cukup “masuk akal” apabila final Love Live! diadakan di Akiba Dome alias Tokyo Dome yang mampu memuat 48.000 orang. Meskipun secara logika ini terlalu berlebihan sih, apalagi yang nonton cewek semua.

  

Connect Heart



Salah satu adegan terbaik di episode ini adalah ketika masing-masing rekan per kelas saling berbagi perasaan mereka terhadap satu sama lain. Yoshiko yang bersyukur telah diajak bergabung di idol group, Mari yang berterima kasih kepada kedua sahabatnya karena telah menunggu dirinya (atau sebaliknya?), atau Riko yang tidak pernah menyangka bahwa kehidupan sekolahnya akan berubah drastis semenjak kepindahannya dari tokyo, dll.


Ini termasuk peran teman-temannya yang gagal tampil namun tetap berusaha menjadi member ke-10. Well, sesuatu semacam itulah. Alright, kalian berhasil membuatku PHP, dikiran bakalan ada chant di lagunya seperti WUG! atau Idolm@ster.


Jadi kesimpulannya, secara keseluruhan apakah episode ini dapat membungkus seluruh serial ini dengan apik?

Maaf, tapi aku rasa tidak. Ada terlalu banyak durasi adegan yang terbuang percuma hanya untuk memberikan cerita kepada para karakter sampingan agar mereka juga bisa bersinar. Di sisi lain seasion ini juga sama sekali tidak mencapai goal apapun?! Baik, cerita tentang mereka yang berhasil menyelamatkan sekolahnya ataupun berhasil kompetisi Love Live! tahap regional, semuanya terlihat sangat menggantung. Bahkan seandainya alasan plot ini ditampilkan demi adanya seasion 2, setidaknya berikan dasar cerita yang menjanjikan.


Entah bagaimana dengan hasil penjualan mereka sejauh ini. Aku harap hasilnya tetap membaik, setidaknya franchise ini belum pernah rugi kan? Hal yang paling buruk terjadi apabila serial ini tidak mendapat seasion 2 adalah mungkin ceritanya akan langsung dibungkus ke dalam satu cerita film. Well, setidaknya hal itulah yang terjadi kepada Wake Up Girls! 


Jadi bagaimana pendapatkan kalian? Berapa rating yang hendak diberikan untuk LL!SS!!?

Anyway, Terima kasih banyak sudah membaca review ini sejak episode pertama ataupun yang baru saja mengikuti review in hari ini. Aku harap kalian terhibur dengan tulisan ini, meskipun terkadang pembahasannya nyeleneh tapi setidaknya intinya bisa tersampaikan. Well, tentu saja ini bukanlah Final Review, masih ada satu postingan lagi yang tersisa. Jadi, See ya!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Film: A Silent Voice (Koe no Katachi - 聲の形)

Gereja Musik Praise and Worship Team di Dunia

This is Living - Hillsong Young & Free (Terjemahan Indonesia)