Menulis Itu (Seharusnya) Keren!

source pic: waveapps



Hello Guys... Apa kabar kalian semua? Aku pikir gejala Pandemi COVID-19 sudah cukup membuat banyak orang menjadi gila, kan? Demikian juga dengan aku yang sudah kehabisan akal untuk berpikir apa yang sebenarnya ingin aku lakukan dalam hidup ini.

Aku ingin membagikan cerita kepada kalian tentang apa yang sebenarnya terjadi dalam hidupku selama beberapa bulan terakhir ini. Namun itu akan menjadi bahan tulisan di postingan lainnya. Singkatnya, aku seolah-olah sudah kehilangan minat untuk mencoba berusaha melakukan apapun termasuk dengan menulis. 

Sepertinya ini hal yang aneh untuk dikatakan bagi seorang penulis blogger bahwa kecintaanku untuk menulis juga turut membunuh kehidupanku. Aku berterus terang saja kepada kalian bahwa menulis bukan hal yang sangat jago aku lakukan oleh karena itu aku tidak berani mencari pekerjaan yang berhubungan dengan bidang menulis dan selama 3 tahun terakhir ini aku bekerja di bidang yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan komunikasi.

I'm done! Seluruh kekuatanku untuk berbicara dan menulis seolah-olah lenyap sekarang. Karena itu apa bila kalian masih tahan untuk membaca 3 paragraf di atas. Ketahuilah bahwa itu aku lakukan dengan sangat susah payah. 

Jadi aku harus bagaimana? Itu yang selalu menjadi pertanyaan besar dalam hidupku untuk bisa menyentuh tombol 'RESET' yang tidak pernah eksis dalam hidup ini. Hingga pada satu titik yang mana membuatku harus kembali berpaling ke blog ini dan melihat betapa besar pengorbanan yang telah aku perbuat untuk bisa menuliskan 150 postingan artikel selama ini.

Aku yang saat ini hanya bisa tertegun ketika melihat hal yang menakjubkan ini. Seandainya aku bisa kembali ke masa lalu atau setidaknya bisa mengirimkan pesan kepada diriku yang telah lalu. Aku ingin mengucapkan selamat dan menyuruhnya untuk jangan pernah berhenti menulis meski laptopmu sudah rusak dan pernah ngehang. But don't stop....

Kembali ke masa kini, apa yang hendak aku lakukan di blog ini? Aku hanya ingin berdamai dengan masa laluku. Oleh karena itu aku melihat draft lama di blog ini dan menemukan satu artikel copas yang sebenarnya ingin aku posting sekitar 10 tahun yang lalu. Ya, aku menyimpan artikel ini pada 17 November 2011. Dan aku harap ini juga menginspirasi kalian karena ini cukup memberikan dampak bagiku yang hari ini.

Selamat membaca!


berikut ini adalah saduran artikel yang aku ambil dari milis....


Terapi Menulis Hilangkan Stress

Masih ingatkah Anda kisah-kisah sedih yang dulu sering Anda bagi dengan catatan harian Anda? Mungkin Anda masih bisa merasakan kenyamanan setelah menuangkan pikiran dan isi hati. Apakah Anda sudah berhenti menulis catatan harian karena merasa tidak cocok lagi dengan usia Anda? Hal ini tidak benar, tidak ada batasan usia untuk menulis. Menurut Karen Baikie, seorang clinical psychologist dari University of New South Wales, menuliskan peristiwa-peristiwa traumatik, penuh tekanan serta peristiwa yang penuh emosi bisa memperbaiki kesehatan fisik dan mental.

Dalam studinya, Baikie meminta partisipan menulis 3 -- 5 peristiwa yang penuh tekanan selama 15 -- 20 menit. Hasil studi menunjukkan, mereka yang menuliskan hal tersebut mengalami perbaikan kesehatan fisik dan mental secara signifikan dibandingkan dengan mereka yang menulis topik-topik yang netral. Menurut Baikie, terapi menulis ekpresif ini akan meningkatkan kadar stres, suasana hati yang negatif, gejala-gejala fisik, serta penurunan suasana hati yang positif di tahap awal. Akan tetapi, dalam jangka panjang, banyak studi yang telah menemukan bukti mengenai manfaat terapi menulis bagi kesehatan. Para partisipan melaporkan merasa lebih baik, secara fisik maupun mental.

Dalam jangka panjang, terapi menulis bisa mengurangi kadar stres, meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh, mengurangi tekanan darah, memperbaiki fungsi paru-paru, fungsi lever, mempersingkat waktu perawatan di rumah sakit, meningkatkan mood, membuat penulis merasa jauh lebih baik, serta mengurangi gejala-gejala trauma. Terapi ini, bisa bermanfaat bagi orang yang memunyai berbagai masalah kesehatan. "Partisipan yang menderita asma dan rematik arthritis menunjukkan adanya perbaikan fungsi paru-paru setelah melakukan tes laboratorium," kata Baikie.

Menulis, menurut peneliti dari Universitas Texas, James Pennebaker, bisa memperkuat sel-sel kekebalan tubuh yang dikenal dengan T-lymphocytes. Pennebaker meyakini, menuliskan peristiwa-peristiwa yang penuh tekanan akan membantu Anda memahaminya. Dengan begitu, akan mengurangi dampak penyebab stres terhadap kesehatan fisik Anda.

Dengan menulis, Anda mengasah otak kiri yang berkaitan dengan analisis dan rasional. Saat Anda melatih otak kiri, otak kanan Anda akan bebas untuk mencipta, mengintuisi, dan merasakan. Singkatnya, menulis bisa menyingkirkan hambatan mental Anda dan memungkinkan Anda menggunakan semua daya otak untuk memahami diri Anda, orang lain, serta dunia sekitar Anda dengan lebih baik.

Apalagi yang Anda tunggu? Mulailah menulis dan rasakan manfaat-manfaat berikut ini.

1. Menjernihkan pikiran dan perasaan.

Apakah Anda pernah merasa terpuruk, tidak yakin dengan apa yang Anda rasakan? Luangkan beberapa menit waktu Anda dan mulailah menuliskan pikiran-pikiran dan emosi Anda. Tidak perlu diedit. Anda akan semakin memahami dunia internal Anda dan merasa lebih baik.

2. Mengenali diri Anda lebih baik.

Dengan menulis secara teratur, Anda akan lebih memahami apa yang membuat Anda gembira dan percaya diri. Anda juga akan semakin memahami situasi dan orang-orang yang bisa meracuni Anda. Informasi ini akan sangat penting bagi kesehatan emosional Anda.

3. Mengurangi stres.

Menulis mengenai kemarahan, kesedihan, serta emosi menyakitkan lainnya bisa membantu meredakan intensitas perasaan negatif itu sendiri. Dengan begitu, Anda akan merasa lebih tenang dan tetap menjalani hidup dengan lebih baik.

4. Memecahkan masalah dengan lebih efektif.

Biasanya kita memecahkan masalah dengan menggunakan otak kiri, perspektif analitis. Tapi, kadang-kadang kita bisa menemukan jawaban dengan melibatkan kreativitas dan intuisi otak kanan. Menulis akan membuka kemampuan-kemampuan lainnya dan memungkinkan hadirnya solusi baru yang bisa memecahkan masalah.

5. Mengatasi kesalahpahaman dengan orang lain.

Ketidaksepahaman yang tidak bisa dipecahkan dengan kata-kata ucapan bisa diselesaikan melalui tulisan. Dengan menulis, Anda akan lebih bisa memahami poin masing-masing. Dengan begitu, Anda bisa menemukan resolusi yang lebih tepat.

Cara memulai:

1. Anda tidak harus datang ke terapis. Lakukan sendiri dengan menulis secara rutin setiap hari selama 20 menit.
2. Mulailah dengan menulis apa saja, di mana saja, dan lupakan tanda baca atau ejaan kata yang benar.
3. Carilah tempat yang tepat. Privasi merupakan kunci utama jika Anda menulis tanpa disensor.
4. Menulislah dengan cepat, seolah-olah kegiatan ini membebaskan otak Anda dari segala keharusan dan hambatan-hambatan.

Melalui tulisan, Anda bisa menemukan teman yang selalu menerima tanpa menghakimi. Terapi ini juga mudah dilakukan kapan saja dan di mana saja.


"Kamu akan bisa menemukan ceritamu sendiri ketika kamu sedang menulis."


source aslinya: mediaindonesia (unfortunately, the original link is dead)



TIP MENULIS: TERAPI MENULIS

Hal terbaik dalam penulisan jurnal adalah Anda tidak mungkin gagal! Tidak ada "aturan" dalam penulisan jurnal, hanya ada saran-saran:

1. Pilihlah sebuah buku catatan khusus untuk jurnal Anda. Bisa berupa lembaran-lembaran bergaris-garis ataupun lembaran-lembaran kosong, bisa berupa buku yang dijilid maupun lembaran-lembaran yang bisa dilepas. Pilih saja yang menurut Anda paling nyaman!

2. Menulislah sedikitnya selama 5 menit setiap hari. Akan tetapi, jangan menghukum diri Anda jika Anda melewatkan seminggu, sebulan, atau bahkan setahun (tanpa menulis)!

3. Ciptakan tempat yang nyaman dan pribadi untuk merancang kebiasaan menulis dalam suasana tenang tanpa gangguan!

4. Menulislah terus-menerus tanpa memerhatikan tata bahasa atau ejaan. Coretlah, gambarlah, tulislah dengan bebas.

5. Berterus teranglah, jelajahilah emosi-emosi terdalam Anda.

6. Menulislah untuk diri Anda, bukan untuk diterbitkan atau dibagikan kepada orang lain.

7. Jangan menghakimi diri Anda ataupun tulisan Anda.

8. Bersiaplah untuk emosional, namun selalu percaya bahwa jurnal ini akan membuat Anda merasa lebih baik.

9. Ceritakanlah kisah Anda -- apa pun itu!

10. Teruslah menulis. Hasil paling berharga dari penulisan jurnal adalah bukti topik dan pesan yang muncul sepanjang waktu. 



Demikian artikel lama yang setidaknya cukup menjadi bukti bahwa aku pernah bersungguh-sungguh punya hobi untuk menulis. Apa yang hendak aku lakukan adalah berusaha untuk meluangkan waktu 20 menit untuk menulis apapun setiap hari sebagai proses terapi bagiku sendiri.

Maaf kalau tulisan ini cukup berantakkan karena aku masih berusaha beradaptasi dengan lingkunganku yang baru. bahkan kemampuan menulis 10 jari itu juga sudah lama tidak pernah aku gunakan lagi. Baiklah, see ya!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Film: A Silent Voice (Koe no Katachi - 聲の形)

Gereja Musik Praise and Worship Team di Dunia

SUCK SEED: (BUKAN) Perjalanan menuju Sukses