My Impression About Idolm@ster: Xenoglossia

My Impression About Idolm@ster Xenoglossia.


(keep in notes: meskipun aku menamakan ini ulasan namun ini lebih kepada latihan menulis review untuk anime selanjutnya)


Sebelumnya aku akan bercerita apa yang sedang terjadi pada minggu ini. Sebagian besar topik timeline fb-ku tidak banyak berubah, yaitu mengenai pembahasan film Death Note buatan Netflix (USA), 50% memberi apresiasi negatif, 45% memberi reaksi positif, 5% tidak tahu. Well, karena aku sendiri belum menontonnya sampai sekarang jadi aku tidak bisa banyak berkomentar namun aku cenderung kepada sisi positif karena aku bukanlah seorang fans maniak DN yang harus terpaku dengan sesuatu yang dinamakan PLOT STORY ORIGINAL. 

Kembali kepada Xenoglossia, aku kira kasusnya tidak banyak berbeda dengan Death Note Netflix ini. satu kesamaan dari kedua serial ini adalah karakter pemainnya benar-benar tidak sesuai dengan karakter pemeran yang sebenarnya. Well, isn’t it cute?

Namun sebelum kita membahas lebih jauh, apakah kalian pernah penasaran mengapa diberikan nama Xenoglossia? Ini adalah salah satu hal yang mengusikku untuk segera menonton ini. Nama Xenoglossia sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti berbicara dalam bahasa asing (Xeno: asing, Glossa: lidah/bahasa). Akan kujelaskan nanti.



Jadi anime apa ini?

Singkatnya, ini adalah anime yang dibenci oleh kebanyakan fans Idolm@ster, (yang mana itu begitu sesuai denganku. Hahaha...). Sebuah proyek kegilaan Sunrise yang lebih memilih mengembangkan anime tentang cewek dan mecha ketimbang idola 2D itu sendiri. Ditayangkan pada tahun 2007, anime ini memiliki struktur cerita yang unik dan tanpa disangka bisa berdiri dalam ruang lingkup mereka sendiri, dalam artian bisa lepas dari dunia idol yang sebenarnya mereka jual.

Idk, mungkin pada masa itu Sunrise menganggap proyek Bandai Namco ini terlalu aneh untuk mereka kerjakan, sementara mereka lebih menyukai cerita aksi ketimbang tetek bengek dunia idol yang seharusnya. Mungkin aku harus menambahkan bahwa pada tahun 2007 itu pasar musik idol JPOP masih belum terlalu besar seperti saat ini, penjualan album pada masa itu 10.000 keping aja sudah bener-bener hits. AKB48 masih berusaha keras untuk menjadi idol grup papan tengah (well, mereka baru bisa merebut posisi Top Chart Oricon pada tahun 2009), Morning Musume pada tahun ini ditinggal leadernya, lalu ditinggal pengganti leadernya (SAY FUJIMOTO MIKI-TI!!) di tahun yang sama dan kepemimpinannya digantikan oleh member legendaris, Ai Takahashi.

Apa yang aku maksudkan disini adalah kemungkinan Sunrise tidak secara serius menggarap proyek Idolm@ster ini sebagaimana seharusnya adalah karena industri idol, seiyuu pada jaman itu tidak disangka bisa menjadi ladang uang seperti saat ini. saya sendiri juga tidak tahu karena tidak dapat menemukan referensi tentang hal ini.


Apakah anime ini menarik?

Surprisingly, anime ini dapat membuatku penasaran dari awal sampai pada akhir episodenya. Faktor Out of Character atau penokohan yang tidak sesuai dengan karakter itu memang menjadi hal yang negatif namun selain itu juga dapat membuatmu penasaran dengan cerita yang ingin dikembangkan. Di Xenoglossia setiap karakter dipermak Sunrise menjadi begitu berbeda daripada karakter sebenarnya di dalam game itu sendiri.

Yah, mungkin kamu akan membenci itu. tapi anime ini berhasil membuat aku menonton 3 episode awalnya tanpa hambatan dan berikutnya tanpa sadar aku sudah menginjak episode 20 dalam waktu 2 hari. Hal menarik dari anime lawas ini adalah plot animenya yang mengingatkan aku kepada anime Sunrise yang lain, Mai-HiME (2004-2005) & Mai-Otome (2005-2006).

Aku adalah big fans dari Mai HiME, anime yang bercerita tentang pertempuran antar gadis terpilih di sekolah Fuuka, HiMe yang berusaha menyelamatkan bumi dari serangan Orphans, monster misterius namun dibalik kemunculan para HiME tersebut ada konspirasi yang melibatkan organisasi besar yang berkaitan dengan kehidupan bumi. Anime ini juga menerima kelanjutannya namun ternyata bukan sekuel melainkan sebuah spin-off dengan setting dunia alternative (yang mungkin atau gak ada hubungannya dengan HiME – masih diperdebatkan sampai sekarang), Mai-Otome.

Nah, Mai-Otome ini memiliki cerita yang benar-benar berbeda dengan HiME namun diperankan oleh tokoh yang sama tapi berbeda karakternya dan penambahan tokoh yang baru. Ciri khas dari anime ini, tokoh heroine yang sudah terkenal dibuat tokoh sampingan, yang gak terkenal dibuat tokoh utama. OK, berarti kita sudah nemu formula animenya.

Dan sebagai tambahan, ternyata The Idolmaster Xenoglossia (2007) dikerjakan oleh beberapa staff yang sama yang mengerjakan Mai Series. Itulah mengapa anime ini memiliki cita rasa yang sama, dan issue moral sosial yang sama. Singkatnya, Xenoglossia adalah anime Otome yang disesuaikan dengan dunia Hime, tapi kali ini kita menggunakan robot yang berasal dari pecahan bulan dan karakter Idolmaster. Well, HiME juga memiliki sumber cerita yang menyinggung tentang peran bulan.



Tokoh

Cerita Hime, Otome, dan Xenoglossia memiliki satu kesamaan yaitu Heroine datang melalui perekrutan, bukannya dari kota besar melainkan dari sebuah daerah pinggiran. Kali ini Haruka Amami yang menjadi tokoh utamanya, datang untuk menjadi Idol namun dia harus menerima kenyataan asem bahwa pekerjaan sebenarnya yang harus dia lakukan adalah untuk menjadi Master.

Semenjak awal episode ini kita sudah mendapatkan tokoh yang menjadi protagonis dan antagonis. Berhubung ini anime lawas, aku pikir menceritakan animenya sudah gak masalah kan? Tapi berhubung aku malas yah aku tulis yang aku ingat-ingat aja yah.


Haruka Amami & Yukiho Hagiwara

from the start i know that perasaan gw gak enak nih! :v

Dua orang ini bertemu sejak awal dan menjalin pertemanan di sepanjang episode, tapi karena disini kita membicarakan kolerasinya dengan Mai Project, maka... ya, pada akhirnya mereka akan saling bertarung satu sama lain.

Perbedaan dengan Original Character

Haruka Amami: idk, apa bedanya. Dia sama-sama culun, ceroboh, dan tidak bisa meninggalkan teman-temannya. Mungkin bentuk pita yang terlalu besar itulah yang membedakannya.
Yukiho Hagiwara: For any reason, this is the most favorable character. Bahkan dibandingkan dengan originalnya yang suka gali lubang karena sifat pemalu ketika ketemu cowok, karakter ini lebih bersahabat. Dapat diandalkan sebagai co-pilot dan pintar. Sayang sekali dia adalah seorang mata-mata yang fucking badass!


Haruka Amami & Iori Minase

Hubungan kedua orang ini sebagai sesama pilot / Master dari IDOL begitu tsun-tsun. Julukan mesra dari masing-masing mereka: Baka Ribbon vs Deko-chan. Iori yang semenjak awal berada dalam proyek ini selalu menyombongkan dirinya sebagai Senpai namun Amami lebih dipercaya untuk menjalankan setiap misi dengan ikatan kuat yang dimilikinya bersama robotnya.


Iori Minase & Yayoi Takatsuki 


Yayoi di anime ini diceritakan sebagai teman dan figur kakak untuk Amami. Bahkan semenjak pertama kali datang di Tokyo, Yayoi selalu rempong untuk bisa melindungi Amami. Sifatnya yang rempong membuat hubungannya dengan Iori benar-benar tidak akur.

Perbedaan dengan Original Character

Iori Minase: tidak terlihat seperti anak orang kaya dan jidat sunshine-nya menjadi ciri khas utama di anime ini, karakter paling tsundere di cerita ini. 

Yayoi Takatsuki: Sangat-sangat berbeda dengan karakter aslinya yang dibuat lebih dewasa dan bekerja sebagai seorang idol entertainment. Karakter sampingan yang dikhususkan untuk mendukung Haruka.


Yayoi Takatsuki & Haruka Amami

Trust me! You won’t believe it! Yayoi bisa berkarakter dewasa bahkan bisa membimbing Haruka itu gak pernah terpikirkan. Meskipun Haruka tidak pernah blak-blakan menceritakan identitasnya di Mondenkind namun Yayoi selalu bisa menjadi teman curhat yang dapat di andalkan Haruka.


Chihaya Kisaragi & Azusa Miura 


Chihaya di dalam anime ini berperan sebagai karakter antagonis dengan segala plot yang ada sangat berniat menguasai IMBER, Robot Idol milik Haruka. Pada plot cerita selanjutnya terungkap bahwa dia merupakan anak adopsi bersama dengan Azusa. Setelah menerima operasi khusus mereka mendapatkan tubuh yang tidak dapat berkembang lagi sebaliknya mereka memiliki kekuatan tubuh diatas normal. It mean, usia asli mereka sebenarnya sudah tante-tante.

Perbedaan dengan Original Character

Chihaya Kisaragi: Di anime ini dia digambarkan sebagai seorang gadis yang maniak, hanya fokus pada satu hal dengan menghalalkan segala cara. Berbeda dengan sifat aslinya yang tenang dan tidak menyukai keributan.

Azusa Miura: Karakternya disini sangat dingin dan sulit menunjukkan rasa kasih sayangnya meskipun dia berusaha mengayomi semua gadis di Mondenkind. Kamu bakalan kangen sifat “ara-ara-nya” yang airhead dari karakter aslinya.


Azusa Miura & Makoto Kikuchi


Singkatnya, Makoto adalah gadis numpang tidur bersama dalam satu kamar dengan Azusa. Karena sudah mengenal sejak lama maka dia menganggap Azusa sebagai kakak perempuannya. Penampilannya yang tomboy membuatnya sok cool namun sebenarnya dia juga kekanak-kanakan dan labil.

Perbedaan dengan Original Character

Makoto Kikuchi: Di anime ini Makoto tampil semakin tomboy namun memiliki suara yang lebih ke-cewek-an ketimbang karakter aslinya. Kalau kamu ingat adegan Makoto melindungi Azusa dari kejaran para pengawal di anime The Idolm@ster milik A-1, disini plotnya dibalik, Azusa (yang saat ini) ada untuk melindungi Makoto.


Chihaya Kisaragi & Yukiho Hagiwara

Mereka ada untuk menjadi plot twist di anime ini. Hubungan mereka baru terungkap di sekitar episode 20-an. Sama seperti Mai Project, anime ini memasukkan tema Lesbian yang sangat kental. Chihaya yang sudah setengah sarap dicintai oleh Yukiho yang termakan cinta buta. Klop dah, mereka jadi pasangan most evil yang tak terkalahkan. Meskipun, Chihaya cuma cinta sama robotnya doang, Imber. 


Ami Futami & Mami Futami


Sebenarnya, kehadiran mereka hanya sebagai pelengkap dalam cerita ini alias tidak terlalu berpengaruh penokohannya. Diceritakan bahwa Mami adalah angota Mondenkind yang bertugas dalam harmonisasi Idol dengan Master-nya. Namun dia memilih meninggalkan tugasnya dan bekerja sebagai Idol semenjak kejadian tragis yang merenggut kehidupan adik kembarnya, Ami. Hingga suatu kejadian yang mencengangkan terjadi.

Perbedaan dengan Original Character

Mami Futami: Hal yang menyenangkan dari anime ini adalah kedua karakter ini memiliki pengisi suara yang berbeda. I feel so annoying when heard them to talking together in A-1 anime but not in here! Mami memiliki figur seorang kakak yang lebih dewasa. Dia sosok gadis kecil yang manis, kalem, dan bertalenta besar.

Ami Futami: karena suatu plot, dia sengaja dilenyapkan di awal cerita hingga Tempestas, Idol mereka mengorbankan diri untuk melindungi Mami dkk. Ami disini gak jauh berbeda dengan yang aslinya. Annoying, energic, berpikir pendek, dan spontan. It mean, Mami “sedikit” lebih dewasa ketimbang Ami disini.


Ritsuko Akizuki

The last but not the least character dari The Idolm@ster. Kalian ngerti kan perannya di anime aslinya? Disini juga sama, gak ada pengaruh apa-apa selain jadi tim supporter para pemeran lainnya. Singkatnya, dia itu cewek bengkel dan kerja lapangan yang ngurusin robot Idol. Tinggal di sebuah rumah bersama Iori, yang kemudian disusul Haruka dan Yukiho.

Perbedaan dengan Original Character

Idk, gak banyak yang berbeda selain peran kalo di anime aslinya jadi asisten manager tapi disini jadi tukang bengkel.

Selain 10 tokoh dari The Idolmaster aslinya, tentu saja ada tokoh pendukung yang lain tapi karena kepanjangan lebih baik gak usah dibahas saja. Imo, justru karena banyaknya pendukung tambahan inilah yang buat anime Idolmaster gak berasa Idolmaster. Well, whatever lah!


 Berikut ini adalah sedikit hal menarik yang ingin aku ulas di post ini.

1. Age Gap


Azusa dan Chihaya sebenarnya memiliki tubuh yang tidak sesuai dengan umurnya. Terungkap di cerita berikutnya bahwa umur mereka berhenti bertumbuh semenjak menjadi bahan uji coba untuk bisa menjadi master robot idol. Usia mereka sebenarnya adalah 51 dan 48, berbeda usia 3 tahun. Ini menjelaskan mengapa Azusa merasa tidak nyaman dipanggil Onee-chan oleh Makoto karena dia lebih memilih peran seorang Ibu ketimbang kakak.

2. Brain Washed
Berkat orang tua adopsi mereka yang merupakan ilmuwan asli yang “bercerai” saat mengembangkan proyek iDOL, sehingga kedua gadis ini terpisah dan mengikuti kemauan orang tua mereka. Chihaya dengan ‘ibu’nya dan Azusa dengan ‘bapak’nya.

Berkat ibunya, Chihaya mendapat pengajaran untuk bisa bersatu dengan iDOL maka dirinya harus menyatu dalam satu tubuh. Sementara Azusa dengan bapaknya mengembangkan harmonisasi antara iDOL dan Master itulah yang terpenting.

Karena itulah, Chihaya dalam cerita ini digambarkan sebagai karakter yang sangat terosebsi dengan Imber bahkan menjadi sosok Yanderee.

3. Sex Deviation
Berkat Azusa hidup bersama bapaknya maka kehidupannya turut berubah. We can named it incest, but its not very clear. Somehow its remained me with Mai Otome

Sementara Chihaya malah lebih memilih nafsu sama robot. Cerita akhirnya, dia lalu memutuskan untuk melebur dan menyatu dengan Imber. 


4. Forbidden Love


Kasus Chihaya yang sudah sinting ini ternyata mempengaruhi orang lain. Chihaya membangun hubungan lesbian dengan Yukiho untuk menjadikan dia setia kepadanya. Namun, Yukiho yang terpesona dengan dia harus menerima kenyataan pahit bahwa cintanya hanya bertepuk sebelah tangan karena orang yang dicintainya ternyata lebih nafsu sama robot. Kalau dipikir-pikir para pilot Imber itu sinting semua, termasuk Haruka. Nafsu kok ama Robot?!


5. Nudist


Sepanjang anime ini kamu akan mendapati adegan nudist, terutama dari Chihaya. Gak usah jauh-jauh sih, bahkan dari adegan ED saja sudah full dengan karakter Haruka yang telanjang.

6. Lost Sisters
Hubungan antara Ami dan Mami sebenarnya bisa dipahami, seperti penjelasan di atas. Alasan Ami meninggalkan Mondenkind karena insiden yang merenggut adiknya. Namun Mami ternyata tidak jadi mati.

7. Story Paced
Saya merasa tempo alur cerita Xenoglossia ini tidak terlalu konsisten. Pada episode awalnya telalu lambat dan cenderung membosankan namun pada episode 16-20, tempo menjadi cepat dan terasa sangat tiba-tiba menjadi cerita plot namun adegan finalnya, eps 24 ke atas sungguh membuatku bertanya-tanya sebenarnya kalian mau buat cerita apaan sih sejak awal?!

8. Absurd
Pertanyaanku semenjak awal, sebenarnya musuhnya disini itu siapa?! Awalnya, tugas mereka adalah untuk menghentikan Drop, benda angkasa, hasil pecahan bulan (ya, ceritanya disini bulan tiba-tiba pecah begitu saja) sebelum mencapai bumi. Lalu muncul Turiavita, grup rival Mondenkind yang bermaksud menguasai robot Idol yang mereka miliki. 

But, eps 24???!!! HOW?! WHY?! WTF!!! 

Dan terakhir upacara pengorbanan diri para iDOL untuk menyelamatkan bumi. So, kenapa cerita ini jadi kayak gini?! 

9. Robotic Fight


Dibandingkan standar anime robot-robot lainnya, jelas Xenoglossia bukan anime yang bagus namun bukan berarti jelek. Bagaimanapun juga ini adalah anime buatan Sunrise. Ada beberapa adegan pertarungan robot yang keren dan dramatis namun terlalu sedikit karena anime ini lebih mengutamakan kepada slice of life. 

Berdasarkan kemampuan bertarung maka hasilnya seperti ini: Makoto (Hiems 100% & Nebula 55-70%), Yukiho (Nebilum 100%), Haruka (Imber 100%), Chihaya (Nebilum 80% & Imber 70%), RIFFA (Epimetheus, Epi-chan 100%), Iori (Nebula 70-100%), dan Mami (Tempestas 100%). 

10. Xenoglossia
Seperti yang sempat aku jelaskan di awal, kata Xenoglossia ini menarik karena makna dari kata ini tentang fenomena seseorang berbicara dengan bahasa yang mereka sendiri tidak tahu kapan pernah mempelajarinya. Di anime ini hanya para Master saja yang bisa mengerti ucapan dan berkomunikasi dengan iDOL mereka. Fair enough to explained it.

11. Orange


Entah hanya perasaanku saja atau memang Orange adalah warna favorit Sunrise? Sebelumnya, di Mai Hime tokoh utamanya juga memiliki rambut orange, termasuk warna seragamnya. Di Xenoglossia, warna logo dan seragam Mondenkind yang orange. Kalau ini benar tidak mengherankan kalau idol Love Live, heroine utamanya memiliki rambut orange. Jangan-jangan itu memang pesanan Sunrise?!

12. Soundtrack

Kedua lagu OP dan insert song dari anime ini ditulis oleh Aki Hata. Ya, ibu dari semua lagu Love Live! satu alasan lagi buat Lovelivers harus nonton anime ini. bagiku sendiri lebih enak OP1 namun banyak yang bilang lebih bagus OP2. Idk.


*Poin-poin diatas ditulis sebagai bahan referensi bahwa anime ini tidak cocok untuk semua umur.


Summary

Ringkasannya, aku pikir anime ini tidak seburuk yang kalian bayangkan. Jelas ini bukan anime tentang idol, dilihat dari sisi manapun anime ini gak ada hubungannya dengan idol. Tentu saja, kalian akan membenci ini bila memiliki bias terhadap salah satu dari 10 idol The Idolm@ster di atas. Untuk beberapa kalangan mereka menganggap serial ini sebagai aib, sebagian lainnya akan berusaha berdelusi bahwa anime ini eksis sebagai bagian dari pekerjaan akting mereka di dunia im@s. 

Yang jelas saya harus berterima kasih kepada Sunrise karena tidak memasukkan Miki Hoshii ke dalam serial ini. Karena itulah bagi non-imas fans jangan ragu untuk nonton ini, kapan lagi liat gadis idol sebelah dipermak abis-abisan. Bagi imas fans, mohon bersabar ini ujian... toh, 4 tahun kemudian animasi originalnya muncul.

Secara solid saya akan memberikan anime ini rating 7/10.


(tulisan ini ditulis dalam waktu 3 hari. Mohon maaf bila ada typo atau kesalahan data)

Komentar

Falim Bani mengatakan…
mantap tulisannya. saya salah satu penggemar im@s. belum nonton ini sih. tapi setelah membaca semua tulisan admin. jadi kepengen nonton. walaupun sepertinya ceritanya bukan tentang idol :'v.

Postingan populer dari blog ini

Review Film: A Silent Voice (Koe no Katachi - 聲の形)

Gereja Musik Praise and Worship Team di Dunia

SUCK SEED: (BUKAN) Perjalanan menuju Sukses