Review Anime Idol Bulan Januari Tahun 2020: Episode 1

Apa kabar semuanya!

Sebelumnya aku ingin mengucapkan selamat tahun baru 2020 bagi followers blog ini. Sebelumnya aku harus minta maaf karena tidak update selama tahun 2019 karena tahun politik indonesia kemarin hampir mengancam identitasku, dan kegiatanku yang semakin padat di dunia nyata. Jadi, aku memutuskan untuk menghilang sejenak. 

Anyway, untuk memulai awal baru ini aku memutuskan untuk menulis tentang review anime idol lagi namun karena ada banyak serial, jadi aku buat ringkasannya dalam satu halaman saja.


1. 22/7 (ナナブンノニジュウニ, Nanabun no Nijūni)




Sebagai anime yang sudah ditunggu oleh banyak orang, episode perdananya kurang mampu memberikan impact secara besar. Alih-alih menggunakan formula anime idol yang generik, yang langsung optimis. 22/7 mengambil tempo melankolis yang sangat lambat dalam perkenalan karakter dengan sudut pandang center kita, Takigawa Miu yang sangat plain, dan tidak punya hasrat untuk menjadi idola. Bisa dikatakan bahwa episode ini tercipta dengan satu kata kunci: Dunia ini membosankan.


Hal menarik yang bisa dibahas dalam episode ini bahwa agensi idol mereka, GIP. Ternyata dibalik perusahaan besar dan misterius itu ternyata dikendalikan oleh kekuatan spiritual yaitu Tembok. Sementara itu, karakter gadis di grup ini benar-benar unik dan bermacam-macam kepentingan sehingga mereka tidak bisa saling connect satu sama lain.

Seluruh kantornya ada di bawah tanah?

Karena para gadis ini baru pertama kali bertemu dan masing-masing gadis memiliki latar belakang dan tujuan pribadi sendiri sehingga sangat sulit untuk dapat memahami watak mereka. Seperti Nicole Saito yang sejak awal sudah memiliki mindset kuat untuk menjadi idol. Berbanding terbalik dengan MC kita Miu yang malah memilih untuk meninggalkan audisi dan pada akhirnya dia harus menerima kenyataan bahwa Idol juga merupakan aktivitas pekerjaan. Bekerja yang berarti kamu harus melakukan itu meski kamu tidak menyukainya.


Kesan Pertama untuk para Idol:

Miu Takigawa: MC, Plain girl, tidak punya ambisi menjadi idol, mencintai keluarganya.
Sakura Fujima: Cherry girl, friendly
Toda Jun: Childish,
Reika Sato: Stylish girl, paling mature, tsundere.
Maruyama Akane: Observers, cool
Tachikawa Ichika: Charming girl.
Nicole Saito: Idol, Tidak banyak omong, mindset-nya jelas, rival
Kono Miyako: Another Cherry girl, paling banyak kosa katanya.



Hal menarik yang di episode ini bahwa mereka menetapkan tanggal 24 desember sebagai tanggal peresmian formasi yang didasarkan pada pembentukan grup mereka di dunia nyata oleh Yasushi Akimoto.

Tidak mau dibandingkan pun, aku tetap tidak bisa mengalihkan perhatianku bahwa sesungguhnya anime ini adalah harapan kecil Yasushi Akimoto yang masih berharap dapat melahirkan cerita idola semacam Acchan (Atsuko Maeda) dari AKB48 lagi di dunia nyata. Bahkan di Nogizaka46, Beliau mengulanginya dengan menunjuk Rina Ikoma yang terbukti tidak terlalu sukses (menurutku).

Bahkan sudah jadi rahasia umum kalau grup 22/7 itu lebih mirip sister group virtualnya Nogizaka46. Bahkan genre lagunya yah begitu-begitu saja.


Summary:

Desain karakter: B
Lagu OP dan ED: B
Story: C+
Seiyuu: C-



2. Oshi ga Budoukan Ittekuretara Shinu (If My Favorite Pop Idol Made It to the Budokan, I Would Die)


Beralih ke sebuah anime yang sama sekali belum pernah aku dengar nama seriesnya. Sesuai nama judulnya, anime menceritakan tentang dunia idol dari sudut pandang fans mengenai Oshi-nya. Bagaimana pandanganku tentang anime ini? Hmm... Ambyar.

Bagaimana tidak? Diceritakan bahwa Eripyo, wotanya Maina Ichii semenjak hari pertama dia terkena sihir eye lock Maina, dia tidak pernah berhenti untuk paling depan mendukungnya bahkan untuk mendominasi setiap event yang diikuti Maina. Bahkan di acara handshake, cuma dia doang yang berada di line Maina. Sampai sang Idol itu bosan untuk bertemu dengannya. (yang mana ternyata bukan itu)


Sebagai seseorang yang pernah melakukan riset untuk menulis artikel tentang dunia idol JPOP dan berkelana ke idol underground. Aku sedikit banyak bisa mengerti tentang perasaan mbak 'woti' ini yang walaupun bekerja sebagai buruh pabrik namun tetap mencurahkan perhatiannya kepada Oshinya yang paling tidak populer di grup itu.

Bagaimana pun juga, humorku pecah di paruh babak keduanya, ketika ada adegan Pembelian terbatas CD Single baru untuk penampilan lagu dan kostum baru mereka. Setelah dibela-belain antri lebih awal sejak pagi hari di tengah-tengah musim panas terik yang ternyata hasilnya sama sekali tidak setimpal dengan yang dia bayangkan.


Secara desain karakter, anime ini mengingatkanku dengan Back Street Girls. Penceritaannya ringan namun secara garis besar dapat menangkap kehidupan fans Idol OG (Old Generation), bagaimana kita mengabdikan diri untuk mencintai idola kita hingga pada tahap kita sendiri bermimpi menjadi produser pribadi mereka. Walaupun bentuk komedinya lebih ke arah gak masuk akal. Setidaknya, konsep cerita yang fresh dapat menjadi hiburan tersendiri bagi para penikmat hiburan idol JPOP pada umumnya.


Summary:

Desain karakter: B
Lagu OP dan ED: B-
Story: B-
Seiyuu: B+



3. ARP Backstage Pass


ARP (Artis Republic Production) lebih kurang seperti agensi yang mengumpulkan idol cowok berbakat untuk disekolahkan dan dilatih sebuah sekolah yang sama ISM (International School Music).

Karena ini adalah anime idol cowok, aku pikir tidak banyak yang menonton anime ini. Bahkan kamu gak perlu lihat MAL untuk menebak bahwa anime ini akan menjadi kurang populer di season ini. Tapi, terus terang sejak awal aku harus bilang kalau anime ini "kok, bagus juga, yah!"

Desain karakternya tidak mirip dengan tipikal karakter cowok di anime jepang pada umumnya bahkan menurutku ini seperti animasi Cartoon Network.


Ceritanya masih tentang rekrut member untuk dimasukkan dalam satu wadah idol di sebuah sekolah khusus performance. Hampir mirip dengan vibe anime 22/7. Mungkin perbedaannya di anime ini perkenalan karakternya agak sedikit merata.

Pada awalnya kita berkenalan dengan Shinji Kanou, seorang yang tumbuh di keluarga musisi dan berlatih musik sejak kecil dan bahkan sudah pernah mengadakan resital musik violinnya sendiri namun kurang begitu sukses. Hingga surat panggilan agar dia menjadi idola itu tiba.


Daiya Koumoto dan Reiji Hida, dua orang pemain band rock yang juga diundang untuk bergabung ke ARP. Setelah perundingan yang harus menguntungkan mereka maka mereka menyangupi untuk bergabung ke ARP. Langkah kontrak yang bagus, menurutku.


Leon Fujiwara, murid ISN yang berbakat dan paling niat untuk menjadi idol. Semuanya sempurna, kecuali gambar yang dia buat.

Yah, begitulah. Meski secara desain gambar karakter tidak menarik, 3D-nya kacau, tapi entah kenapa semuanya terlihat pas sebagai tontonan anime idol. Mungkin karena aku juga menyukai musiknya dan penampilan solo mereka yang terlihat realistis dalam konser idola dunia.


Summary:

Desain karakter: C+
Lagu OP dan ED: B+
Story: B
Seiyuu: B




Sampai jumpa di Episode 2!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gereja Musik Praise and Worship Team di Dunia

Review Film: A Silent Voice (Koe no Katachi - 聲の形)

This is Living - Hillsong Young & Free (Terjemahan Indonesia)